Tuesday, January 22, 2019

hadits tentang perencanaan pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG
Ketika seseorang hendak melakukan sesuatu, dia pasti mengharapkan suatu keberhasilan. Karena keberhasilan akan menjadikan dia merasa bahagia dalam menjalani kehidupan. Namun, secara umum keberhasilan yang besar tidak akan dapat diraih dengan mudah. Oleh karena itu harus ada langkah-langkah sistematis terlebih dahulu untuk mengapainya. Langkah pertama untuk mengapai sebuah keberhasilan adalah adanya sebuah perencanaan atau yang disebut sebagai planning.
Perencanaan mempunyai pengaruh besar terhadap sesuatu. Jika tidak ada perencanaan, maka tidak akan ada keberhasilan. Bahkan banyak orang yang pintar mengatakan bahwa “gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan”. Hal itu menunjukkan bahwa perencanaan sangatlah penting dalam segala hal.
Pendidikan adalah ujung tombak dari suatu keberhasilan, maka pendidikan harus direncanakan sebelum dilaksanakan agar memperoleh sesuai yang diharapkan. Jika pendidikan dinegara  itu berhasil maka kemajuan akan semakin pesat, akan tetapi  sebaliknya jika pendidikan itu gagal maka Negara itu akan mengalami kemunduran.
B.            RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja Hadits-Hadits Nabi Muhammad SAW yang menjadi dasar dalam Perencanaan Pendidikan?
2.      Apakah yang dimaksud dengan Perencanaan Pendidikan itu?
3.      Bagaimanakah Tujuan dan Prinsip-Prinsip Perencanaan Pendidikan?
4.      Hal-hal apa saja fungsi Perencanaan Pendidikan?
C.           TUJUAN PENULISAN
1.             Untuk mengetahui Hadits-Hadits tentang Perencanaan Pendidikan.
2.             Untuk mengetahui tentang apa itu perencanaan pendidikan.
3.             Untuk mengetahui tujuan dan prinsip-prinsip perencanaan pendidikan.
4.             Untuk mengetahui apa fungsi perencanaan pendidikan.





BAB II
PEMBAHASAN

A.           HADITS TENTANG PERENCANAAN PENDIDIKAN
1.             Hadits Nabi Muhammad SAW Tentang Perencanaan Pendidikan
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكَبَىْ فَقَالَ: كُنْ فِى الدُّنْيَا كَاَنَّكَ غَرِيْبٌ اَوْ عَابِرٌ سَبِيْلٌ . كَانَ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما يَقُوْلُ إِذَا اَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرُ الصَّبَاحَ وَ إِذَا اَصْبَحَتْ فَلَا تَنْتَظِرُ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرْضَكَ وَ مِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ  (رَوَاهُ الْبُخَارِى)
Dari Ibnu Umar R.A ia berkata, Rasulullah SAW telah memegang pundakku, lalu beliau bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan perantau (orang asing) atau orang yang sedang menempuh perjalanan. Ibnu Umar berkata: “Jika engakau diwaktu sore maka jangan menunggu sampai waktu pagi dan sebaliknya, jika engkau diwaktu pagi maka janganlah menunggu sampai diwaktu sore, dan gunakanlah sehatmu untuk sakitmu, dan gunakanlah hidupmu untuk matimu” . (HR. Bukhori)
قَالَ أَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّمَا الْاَعْمَالُ بِانِّيَاتِ إِنَّمَا لِكُلِّ لِإِمْرِءٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ وِمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُّنْيَا يُسِيْبَهَا اَوْ اِمْرَأَةً يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَا هَجَرَ اِلَيْهِ (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
Amirul mukminin Umar bin Khottob RA, berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:” Sesungguhnya amal perbuatan  itu disertai niatnya. Barang siapa yang berpijak hanya karena Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia dan yang diharapkan atau wanita yang ia nikahi, Maka hijrahnya itu menuju apa yang ia inginkan. (HR. Bukhori dan Muslim).
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ . شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ . وَصِحَتَكَ قَبْلَ سَقَهَكَ وَ غَنَمِكَ قَبْلَ فَقْرُكَ وَ فَرَغَكَ قَبْلَ سَغَلُكَ وَ حَيَتُكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Rasulullah SAW bersabda “Manfaatkalah lima perkara sebelum datangnya lima perkara : masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa tuamu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum masa matimu.”
2.             Pengertian Perencanaan Pendidikan
a.             Menurut, Prof. Dr. Yusuf Enoch
Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.

b.             Menurut Beeby, C.E.
Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system tersebut.
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai yang menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu se-efektif dan se-efisien mungkin.

Perencanaan merupakan tindakan awal yang dilakukan dalam setiap organisasi perusahaan, bisnis, perbankan, pemerintahan tak terkecuali lembaga pendidikan. Mondy and Premeaux (1995:138) menjelaskan “planning is the process of determining in advance what should be accomplished and how it should be realized”. Sebagai sebuah aktivitas manajerial, perencanaan diartikan sebagai proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana tujuan itu harus diwujudkan atau direalisasikan.[1]
Secara substansial sebuah perencanaan mancakup dimensi yang kompleks dan menyangkut masa depan organisasi. Koontz dan O’Donnell (1972) mengemukakan bahwa perencanaan sebagai sebuah aktivitas manajerial meliputi: pemilihan dan penetapan tujuan, penetapan strategi, kebijakan dan program kerja serta prosedur yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Proses perencanaan harus dapat menjawab sejumlah pertanyaan dan dipusatkan oleh para manger dalam organisasi. Pertanyaan-pertanyaan itu mencakup: apa yang hendak dilakukan organisasi, kapan akan dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa yang bertanggung jawab melakukan sesuatu kegiatan yang direncanakan. Semua itu bermuara pada penentuan dan penetapan cita ideal tentang masa depan organisasi dan keharusan anggotanya dalam mewujudkan cita ideal tersebut, baik berbentuk visi, misi, strategi, kebijakan maupun tujuan dan sasaran organisasi.
Berkaitan dengan perencanaan pendidikan disekolah, menurut pidarta (1995) bahwa sekolah sebagia unit kerja terkecil dan terendah dalam struktur organisasi lembaga pendidikan formal adalah sebagai perencanaan strategis maupun operasional.
Mondydan Premeaux (1995) menjelaskan “strategic planning is the process by which top management determines overall organizational purpose and adjectives and how they are to be achieved”. Sebagai salah satu jenis perencanaan, maka keberadaan perencanaan strategis mencakup spektrum kegiatan yang luas dan memerlukan waktu yang lama dalam mewujudkannya dan harus didukung sumber daya yang baik. Didalam perencanaan strategis harus dirumuskan missi (mission determination) sebagai sebuah perencanaan jangka panjang tentang tujuan yang akan dicapai organisai.
Banyak organisasi bisnis atau perusahaan yang paling berhasil dewasa ini karena beberapa tahun sebelumnya mereka telah menawarkan menawarkan produk yang tepat dan pada waktu yang tepat, tentu hal yang sama juga berlaku begin organisasi pemerintahan dan organisasi non profit tak terkecusli lembaga pendidikan. Kebijakan atau keputusan yang strategis masa lampau dibuat dengan perencanaan strategis yang dibuat dengan perencanaan strategis yang dibuat oleh manager puncak untuk mengalokasikan sumber daya organisasi dalam aktivitas yang dapat menjangkau masa depan organisasi.
Menurut Winardi (1990) ada empat komponen sebuah rencana strategi yang dibuat melalui perencanaan strategis yaitu: (1) Misi (2) Sasaran-sasaran (3)Strategi-strategi dan  (4) Rencana.
Lebih lanjut dijelaskannya, misi ialah pernyataan visi jangka panjang tentang apa yang ingin dicapai oleh organisai yang bersangkutan sehingga tujuan itu membedakannya dengan organisasi lain yang serupa.
Sasaran ialah tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi pada aneka macam periode waktu. Penyusunan sasaran-sasaran dipengaruhi oleh filsafat manjemen (sistem nilai pribadi manajer), dinamika tekhnologi, lingkungan ekonomi dan sosial. Dalam kerangka waktunya, sasaran jangka panjang (long-run objectives), sasaran jangka menengah (intermediate-objektives), sasaran jangka pendek (short-run objectives). Rencana kerja ini dapat dirumuskan untuk masa kerja jabatan seseorang, program kerja lima tahunan, dan rencana kerja tahunan.
Dalam konteks organisasi sekolah, untuk menyusun rencana kegiatan sekolah, diperlukan banyak data, pertimbangan-pertimbangan dan pemikiran-pemikiran oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setipa unsur sekolah baik guru maupun pegawai dan orang tua siswa serta tokoh masyarakat yang tertarik dan peduli terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Untuk sekarang ini, setiap lembaga pendidikan memerlukan adanya perencanaan strategik, dengan menyusun misi, visi, tujuan, sasaran, metode, program dan kegiatan. Hal itu dimaksudkan sebagai perencanaan jangka panjang untuk menjawab tantangan external sekolah yang semakin dinamis dan kopleks. Disini diperlukan analisis kekuatan, kelemahan (faktor internal organisasi sekolah). Akhirnya akan diketahui dimana posisi sekolah, mau kemana sekolah dan apa masalah yang dhadapi, lalu di buatlah perencanaan strategik menjangkau masa depan yang lebih baik.
Proses seperti ini perlu melibatkan sejumlah orang baik pemimpin sekolah, guru-guru, masyarakat. Dalam perencanaan strategis sekolah sehingga akan dapat ditampung aspirasi tentang masa depan pendidikan yang diharapakan dari semua pihak. Dalam proses pencapaian tujuan sekolah akan dapat ditingkatkan sikap positif mereka terhadap sekolah sebab mereka dilibatkan dalam pengambilan keputusan tentang aspirasi pendidikan mereka.
3.             Tujuan Dan Prinsip-Prinsip Perencanaan Pendidikan
a.      Tujuan Perencanaan Pendidikan
Tujuan perencanaan pendidikan adalah sebagai pedoaman untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam dunia pendidikan dan juga sebagai alat ukur antara hasil yang dicapai dengan harapan.
Beberapa perencanaan pendidikan antara lain:
1.      Untuk standar pengawasan pola perilaku pelaksanaan pendidikan, yaitu untuk mencocokkan antara pelaksanaan atau tindakan pemimpin dan anggota organisasi pendidikan dengan program atau perencanaan yang telah disusun.
2.      Untuk mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu diberlakukan dan bagaimana proses penyelesaian suatu kegiatan layanan pendidikan.
3.      Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya) dalam pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, baik aspek kualitas maupun kuantitasnya, dan menyangkut akademik atau nonakademik.
4.      Untuk mewujudkan proses kegiatan dalam pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan sistematis termasuk biyaya dan kualitas pekerjaannya.
5.      Untuk meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak produktif dan tidak efisien, baik dari segi biaya, tenaga dan waktu selama proses layanan pendidikan.
6.      Untuk mengetahui beragam peluang, hambatan, tantangan dan kesulitan yang dihadapi organisasi pendidikan.
7.      Untuk mengarahkan proses pencapaian pendidikan.

b.      Prinsip-Prinsip Perencanaan Pendidikan
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan pendidikan, antara lain:
1.    Prinsip Interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau beragam kehidupan. Hal ini penting karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik harus menyangkut berbagai jenis pengetahuan, beragam keterampilan dan nilai-nilai norma kehidupan yang berlaku dimasyarakat.
2.    Prinsip Fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap perkembangan atau perubahan kehidupan dimasyarakat. karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik adalah menyiapkan siswa supaya mampu menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek) dan  beragam tantangan kehidupan terkini.
3.    Prinsip efektifitas-efisiensi, artinya dalam penyusunan perencanaan pendidikan didasarkan pada perhitungan sumber daya yang ada secara cermat dan matang, sehingga perencanaan itu berhasil bernilai guna dalam perencanaan tujua pendidikan.
4.    Prinsip progress of change, yaitu terus mendorong dan member peluang kepada semua warga sekolah untuk berkarya dan bergerak maju kedepan dengan beragam pembaharuan layanan pendidikan yang lebih berkualitas.
5.    Prinsip obyektif, rasional dan sistematis, artinya perencanaan pendidikan harus disusun berdasarkan data yang ada berdasarkan analisa kebutuhan dan mempunyai sistemmatika dan tahapan pencapaian program.
6.    Prinsip human resources development, artinya perencanaan pendidikan harus disusun sebaik mungkin dan mampu menjadi acuan dalam pengembangan sumber manusia secara maksimal dalam menyukseskan program pendidikan. Layanan pada peserta didik harus betul-betul mapu membangun individu yang unggul baik dari aspek intelektual, aspek emosional dan aspek spiritual.

4.             Fungsi Perencanaan Pendidikan
Disini fungsi perencanaan strategis kependidikan harus dilaksanakan oleh para manajer pendidikan. Menurut rusyan (1992) ada beberapa hal penting yang harus dilaksanakan terus menerus dalam manejemen pendidikan sebagai iplementasi perencanaan yaitu:
1.             Merinci tujuan dan menerangkan kepada setiap pegawai/personil lembaga pendidikan.
2.             Menerangkan atau menjelaskan mengapa unit organisasi diadakan. 
3.             Menentukan tugas dan fungsi, mengadakan pembagian dan pengelompokan tugas-tugas terhadap masing-masing personil.
4.             Menetapkan kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan petunjuk pelaksanaan lainnya.
5.             Mempersiapakan uraian jabatan dan merumuskan rencana/skala pengkajian.
6.             Memilih para staf (pelaksanaan), administrator dan melakukan pengawasan.
7.             Merumuskan jadwal pelaksanaan, pembukuan hasil kerja (kinerja), pola pengisian staf dan formulir laporan kemajuan.
8.             Menentukan keperluan tenaga kerja, biaya (uang) material dan tempat.
9.             Menyiapakan anggaran dan mengamankan dana.
10.         Menghemat ruangan, alat-alat perlengkapan dan bahan pembekalan lainnya.
11.         Menentukan staf daan memberi tugas.
12.         Mendidik dan melatih agar dapat melaksanakan tugas dan mencapai hasil yang optimal.

Dalam menerapkan manajemen, kepala sekolah dituntut untuk dapat melakukan aktivitas-aktivitas yaitu:
1.             Perencanaan,mencakup: target/sasaran NEM (presentasi) yang akan dicapai oleh lulusan untuk setiap tahun berdasarkan presentasi tahun sebelumnya, membuat kelas khusus untuk siswa unggul, membuat rencana pengandaan sumber-sumber daya lain: ruangan kantor, ruang belajar, buku-buku, alat pengajaran, disiplinpersonil, disiplin siswa.
2.             Pembiyayaan (budgetting) yaitu optimalisasi pemanfaatan dan penambahan sumber dana rutin, SPP, BP3 dan lain-lain.
3.             Rekrutmen ketenangan (personalia) disesuaikan atas dasar keahlian bidang study yang terdapat dalam kurikulum, berapa yang diperlukan, berapa yang harus ditatar bidang metodologi/tekhnologi, bidang mata pelajaran untuk mengusahakan secara sungguh-sungguh pencapaian NEM atau nilai tertinggi.
4.             Pengerakan sumber daya pegawai dengan senantiasa menyesuaikan gaji sesuai masa kerja, prestasi dan keahlian, menambah insentif untuk mendorong kinerja yang tinggi dari para pegawai.
5.             Memperlancar komunikasi internal dan external, sesama guru dan pegawai dengan kepala madrasah, serta dengan orang tua/BP, serta dengan masyarakat pendidikan. Sebab program unggulan hanya dapat dilaksanakan dengan besarnya dukungan orang tua/BP, terhadap mutu pendidikan.
6.             Pengawasan yaitu kepala madrasah selaku supervisor dan pengawas harus berfungsi efektif dalam pengendalian program pengajaran dan perbaikan mutu dalam bidang lainnya sebab kelalaian dalam tugas ini menjadi kendala pencapaian sasaran peningkatan mutu.
7.             Penilaian ini diarahkan kepada kinerja guru-guru, pegawai, kepala madrasah dan penilaian terhadap prestasi siswa harus berjalan efektif dan sesuai rencana.








BAB III
PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Hadits-hadits Nabi Muhammad yang berkaitan dengan pendidikan antara lain adalah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim sebagaimana telah tercantum diatas.
Perencanaan merupakan tindakan awal yang dilakukan dalam setiap organisasi perusahaan, bisnis, perbankan, pemerintahan tak terkecuali lembaga pendidikan. Mondy and Premeaux (1995:138) menjelaskan “planning is the process of determining in advance what should be accomplished and how it should be realized”. Sebagai sebuah aktivitas manajerial, perencanaan diartikan sebagai proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana tujuan itu harus diwujudkan atau direalisasikan.
Tujuan perencanaan pendidikan secara umum adalah sebagai pedoman untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam dunia pendidikan dan juga sebgai suatu alat ukur didala membandingkan antara hasil yang dicapai dengan harapan.
Prinsip perencanaan pendidikan antara lain:
a.              Prinsip interdisipliner
b.             Prinsip fleksibel
c.              Prinsip efektifitas-efisiensi
d.             Prinsip progress of change
e.              Prinsip objektif, rasional dan sistematis
f.              Prinsip kooperatif-komprehensi.

B.      SARAN
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan kita tentang Hadits Tentang Perencanaan Pendidikan.  Dengan mengetahui Hadits Tentang Perencanaan Pendidikan kita akan menjadi manusia yang mengenal, baik dalam pendidikan dan hal-hal yang lainnya dalam penyelesaian masalah dengan pendidikan.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan untuk itu saran dan kritik dari para pembaca yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Syafaruddin, M.Pd. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam : CIPUTAT PRESS, 2005.



[1] . Drs. Syafaruddin, M.Pd. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam : CIPUTAT PRESS, 2005.


No comments:

Post a Comment