BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Ketika
seseorang hendak melakukan sesuatu, dia pasti mengharapkan suatu keberhasilan.
Karena keberhasilan akan menjadikan dia merasa bahagia dalam menjalani
kehidupan. Namun, secara umum keberhasilan yang besar tidak akan dapat diraih
dengan mudah. Oleh karena itu harus ada langkah-langkah sistematis terlebih
dahulu untuk mengapainya. Langkah pertama untuk mengapai sebuah keberhasilan
adalah adanya sebuah perencanaan atau yang disebut sebagai planning.
Perencanaan
mempunyai pengaruh besar terhadap sesuatu. Jika tidak ada perencanaan, maka
tidak akan ada keberhasilan. Bahkan banyak orang yang pintar mengatakan bahwa
“gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan”. Hal
itu menunjukkan bahwa perencanaan sangatlah penting dalam segala hal.
Pendidikan adalah
ujung tombak dari suatu keberhasilan, maka pendidikan harus direncanakan
sebelum dilaksanakan agar memperoleh sesuai yang diharapkan. Jika pendidikan
dinegara itu berhasil maka kemajuan akan
semakin pesat, akan tetapi sebaliknya
jika pendidikan itu gagal maka Negara itu akan mengalami kemunduran.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa saja Hadits-Hadits Nabi Muhammad SAW yang menjadi dasar dalam
Perencanaan Pendidikan?
2.
Apakah yang dimaksud dengan Perencanaan Pendidikan itu?
3.
Bagaimanakah Tujuan dan Prinsip-Prinsip Perencanaan Pendidikan?
4.
Hal-hal apa saja fungsi Perencanaan Pendidikan?
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk mengetahui Hadits-Hadits
tentang Perencanaan Pendidikan.
2.
Untuk mengetahui tentang apa itu
perencanaan pendidikan.
3.
Untuk mengetahui tujuan dan prinsip-prinsip perencanaan pendidikan.
4.
Untuk mengetahui apa fungsi perencanaan pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
HADITS TENTANG PERENCANAAN PENDIDIKAN
1.
Hadits Nabi Muhammad SAW Tentang
Perencanaan Pendidikan
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ : أَخَذَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكَبَىْ فَقَالَ: كُنْ فِى
الدُّنْيَا كَاَنَّكَ غَرِيْبٌ اَوْ عَابِرٌ سَبِيْلٌ . كَانَ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُما يَقُوْلُ إِذَا اَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرُ الصَّبَاحَ وَ إِذَا
اَصْبَحَتْ فَلَا تَنْتَظِرُ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرْضَكَ وَ مِنْ
حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ (رَوَاهُ الْبُخَارِى)
Dari Ibnu Umar R.A ia berkata, Rasulullah SAW telah memegang pundakku, lalu
beliau bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan perantau (orang
asing) atau orang yang sedang menempuh perjalanan. Ibnu Umar berkata: “Jika
engakau diwaktu sore maka jangan menunggu sampai waktu pagi dan sebaliknya,
jika engkau diwaktu pagi maka janganlah menunggu sampai diwaktu sore, dan
gunakanlah sehatmu untuk sakitmu, dan gunakanlah hidupmu untuk matimu” . (HR.
Bukhori)
قَالَ أَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّمَا
الْاَعْمَالُ بِانِّيَاتِ إِنَّمَا لِكُلِّ لِإِمْرِءٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ
هِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ
وِمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُّنْيَا يُسِيْبَهَا اَوْ اِمْرَأَةً يَنْكِحُهَا
فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَا هَجَرَ اِلَيْهِ (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
Amirul mukminin Umar bin Khottob RA, berkata, aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda:” Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niatnya. Barang siapa
yang berpijak hanya karena Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya
karena dunia dan yang diharapkan atau wanita yang ia nikahi, Maka hijrahnya itu
menuju apa yang ia inginkan. (HR. Bukhori dan Muslim).
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ . شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ . وَصِحَتَكَ
قَبْلَ سَقَهَكَ وَ غَنَمِكَ قَبْلَ فَقْرُكَ وَ فَرَغَكَ قَبْلَ سَغَلُكَ وَ
حَيَتُكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Rasulullah SAW bersabda “Manfaatkalah lima perkara sebelum
datangnya lima perkara : masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu
sebelum datang masa tuamu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu
sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum masa matimu.”
2.
Pengertian Perencanaan Pendidikan
a.
Menurut,
Prof. Dr. Yusuf Enoch
Perencanaan Pendidikan, adalah suatu
proses yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa
depan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya
serta menyeluruh suatu Negara.
b.
Menurut
Beeby, C.E.
Perencanaan Pendidikan adalah suatu
usaha melihat ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan
biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang
ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan
nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system
tersebut.
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak
dicapai yang menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan
itu se-efektif dan se-efisien mungkin.
Perencanaan merupakan tindakan awal yang
dilakukan dalam setiap organisasi perusahaan, bisnis, perbankan, pemerintahan
tak terkecuali lembaga pendidikan. Mondy and Premeaux (1995:138)
menjelaskan “planning is the process of determining in advance what should
be accomplished and how it should be realized”. Sebagai sebuah aktivitas
manajerial, perencanaan diartikan sebagai proses menentukan apa yang seharusnya
dicapai dan bagaimana tujuan itu harus diwujudkan atau direalisasikan.[1]
Secara substansial sebuah perencanaan mancakup dimensi yang kompleks dan
menyangkut masa depan organisasi. Koontz dan O’Donnell (1972) mengemukakan
bahwa perencanaan sebagai sebuah aktivitas manajerial meliputi: pemilihan dan
penetapan tujuan, penetapan strategi, kebijakan dan program kerja serta
prosedur yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Proses perencanaan harus dapat menjawab sejumlah pertanyaan dan
dipusatkan oleh para manger dalam organisasi. Pertanyaan-pertanyaan itu
mencakup: apa yang hendak dilakukan organisasi, kapan akan dilakukan, bagaimana
melakukannya dan siapa yang bertanggung jawab melakukan sesuatu kegiatan yang
direncanakan. Semua itu bermuara pada penentuan dan penetapan cita ideal tentang
masa depan organisasi dan keharusan anggotanya dalam mewujudkan cita ideal
tersebut, baik berbentuk visi, misi, strategi, kebijakan maupun tujuan dan
sasaran organisasi.
Berkaitan dengan perencanaan pendidikan disekolah, menurut pidarta
(1995) bahwa sekolah sebagia unit kerja terkecil dan terendah dalam struktur
organisasi lembaga pendidikan formal adalah sebagai perencanaan strategis
maupun operasional.
Mondydan Premeaux (1995) menjelaskan “strategic
planning is the process by which top management determines overall
organizational purpose and adjectives and how they are to be achieved”. Sebagai
salah satu jenis perencanaan, maka keberadaan perencanaan strategis mencakup
spektrum kegiatan yang luas dan memerlukan waktu yang lama dalam mewujudkannya
dan harus didukung sumber daya yang baik. Didalam perencanaan strategis harus
dirumuskan missi (mission determination) sebagai sebuah perencanaan
jangka panjang tentang tujuan yang akan dicapai organisai.
Banyak organisasi bisnis atau perusahaan
yang paling berhasil dewasa ini karena beberapa tahun sebelumnya mereka telah
menawarkan menawarkan produk yang tepat dan pada waktu yang tepat, tentu hal
yang sama juga berlaku begin organisasi pemerintahan dan organisasi non profit
tak terkecusli lembaga pendidikan. Kebijakan atau keputusan yang strategis masa
lampau dibuat dengan perencanaan strategis yang dibuat dengan perencanaan
strategis yang dibuat oleh manager puncak untuk mengalokasikan sumber daya organisasi
dalam aktivitas yang dapat menjangkau masa depan organisasi.
Menurut Winardi (1990) ada empat komponen
sebuah rencana strategi yang dibuat melalui perencanaan strategis yaitu: (1)
Misi (2) Sasaran-sasaran (3)Strategi-strategi dan (4) Rencana.
Lebih lanjut dijelaskannya, misi ialah
pernyataan visi jangka panjang tentang apa yang ingin dicapai oleh organisai
yang bersangkutan sehingga tujuan itu membedakannya dengan organisasi lain yang
serupa.
Sasaran ialah tujuan-tujuan yang ingin
dicapai oleh organisasi pada aneka macam periode waktu. Penyusunan
sasaran-sasaran dipengaruhi oleh filsafat manjemen (sistem nilai pribadi
manajer), dinamika tekhnologi, lingkungan ekonomi dan sosial. Dalam kerangka
waktunya, sasaran jangka panjang (long-run objectives), sasaran jangka
menengah (intermediate-objektives), sasaran jangka pendek (short-run
objectives). Rencana kerja ini dapat dirumuskan untuk masa kerja jabatan
seseorang, program kerja lima tahunan, dan rencana kerja tahunan.
Dalam konteks organisasi sekolah, untuk
menyusun rencana kegiatan sekolah, diperlukan banyak data,
pertimbangan-pertimbangan dan pemikiran-pemikiran oleh sejumlah orang yang
berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan
sebaiknya melibatkan setipa unsur sekolah baik guru maupun pegawai dan orang
tua siswa serta tokoh masyarakat yang tertarik dan peduli terhadap peningkatan
mutu pendidikan.
Untuk sekarang ini, setiap lembaga
pendidikan memerlukan adanya perencanaan strategik, dengan menyusun misi, visi,
tujuan, sasaran, metode, program dan kegiatan. Hal itu dimaksudkan sebagai
perencanaan jangka panjang untuk menjawab tantangan external sekolah yang
semakin dinamis dan kopleks. Disini diperlukan analisis kekuatan, kelemahan
(faktor internal organisasi sekolah). Akhirnya akan diketahui dimana posisi
sekolah, mau kemana sekolah dan apa masalah yang dhadapi, lalu di buatlah
perencanaan strategik menjangkau masa depan yang lebih baik.
Proses seperti ini perlu melibatkan
sejumlah orang baik pemimpin sekolah, guru-guru, masyarakat. Dalam perencanaan
strategis sekolah sehingga akan dapat ditampung aspirasi tentang masa depan
pendidikan yang diharapakan dari semua pihak. Dalam proses pencapaian tujuan
sekolah akan dapat ditingkatkan sikap positif mereka terhadap sekolah sebab
mereka dilibatkan dalam pengambilan keputusan tentang aspirasi pendidikan
mereka.
3.
Tujuan Dan Prinsip-Prinsip Perencanaan
Pendidikan
a.
Tujuan Perencanaan Pendidikan
Tujuan perencanaan pendidikan adalah sebagai pedoaman untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan dalam dunia pendidikan dan juga sebagai alat ukur
antara hasil yang dicapai dengan harapan.
Beberapa perencanaan pendidikan antara lain:
1. Untuk
standar pengawasan pola perilaku pelaksanaan pendidikan, yaitu untuk
mencocokkan antara pelaksanaan atau tindakan pemimpin dan anggota organisasi
pendidikan dengan program atau perencanaan yang telah disusun.
2. Untuk
mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu diberlakukan dan
bagaimana proses penyelesaian suatu kegiatan layanan pendidikan.
3. Untuk
mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya) dalam pelaksanaan
program atau perencanaan pendidikan, baik aspek kualitas maupun kuantitasnya,
dan menyangkut akademik atau nonakademik.
4. Untuk
mewujudkan proses kegiatan dalam pencapaian tujuan pendidikan secara efektif
dan sistematis termasuk biyaya dan kualitas pekerjaannya.
5. Untuk
meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak produktif dan tidak
efisien, baik dari segi biaya, tenaga dan waktu selama proses layanan
pendidikan.
6. Untuk mengetahui
beragam peluang, hambatan, tantangan dan kesulitan yang dihadapi organisasi
pendidikan.
7. Untuk
mengarahkan proses pencapaian pendidikan.
b. Prinsip-Prinsip
Perencanaan Pendidikan
Ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam penyusunan perencanaan pendidikan, antara lain:
1. Prinsip
Interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau beragam kehidupan. Hal
ini penting karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik harus
menyangkut berbagai jenis pengetahuan, beragam keterampilan dan nilai-nilai
norma kehidupan yang berlaku dimasyarakat.
2. Prinsip
Fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap perkembangan atau
perubahan kehidupan dimasyarakat. karena hakikat layanan pendidikan kepada
peserta didik adalah menyiapkan siswa supaya mampu menghadapi perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi (iptek) dan
beragam tantangan kehidupan terkini.
3. Prinsip
efektifitas-efisiensi, artinya dalam penyusunan perencanaan pendidikan didasarkan pada
perhitungan sumber daya yang ada secara cermat dan matang, sehingga perencanaan
itu berhasil bernilai guna dalam perencanaan tujua pendidikan.
4. Prinsip
progress of change, yaitu terus mendorong dan member peluang kepada semua warga sekolah
untuk berkarya dan bergerak maju kedepan dengan beragam pembaharuan layanan
pendidikan yang lebih berkualitas.
5. Prinsip
obyektif, rasional dan sistematis, artinya perencanaan pendidikan harus
disusun berdasarkan data yang ada berdasarkan analisa kebutuhan dan mempunyai
sistemmatika dan tahapan pencapaian program.
6. Prinsip
human resources development, artinya perencanaan pendidikan harus disusun sebaik mungkin dan mampu
menjadi acuan dalam pengembangan sumber manusia secara maksimal dalam
menyukseskan program pendidikan. Layanan pada peserta didik harus betul-betul
mapu membangun individu yang unggul baik dari aspek intelektual, aspek
emosional dan aspek spiritual.
4.
Fungsi Perencanaan Pendidikan
Disini fungsi perencanaan strategis
kependidikan harus dilaksanakan oleh para manajer pendidikan. Menurut rusyan
(1992) ada beberapa hal penting yang harus dilaksanakan terus menerus dalam
manejemen pendidikan sebagai iplementasi perencanaan yaitu:
1.
Merinci tujuan dan menerangkan kepada
setiap pegawai/personil lembaga pendidikan.
2.
Menerangkan atau menjelaskan mengapa unit
organisasi diadakan.
3.
Menentukan tugas dan fungsi, mengadakan
pembagian dan pengelompokan tugas-tugas terhadap masing-masing personil.
4.
Menetapkan kebijaksanaan umum, metode,
prosedur dan petunjuk pelaksanaan lainnya.
5.
Mempersiapakan uraian jabatan dan
merumuskan rencana/skala pengkajian.
6.
Memilih para staf (pelaksanaan),
administrator dan melakukan pengawasan.
7.
Merumuskan jadwal pelaksanaan, pembukuan
hasil kerja (kinerja), pola pengisian staf dan formulir laporan kemajuan.
8.
Menentukan keperluan tenaga kerja, biaya
(uang) material dan tempat.
9.
Menyiapakan anggaran dan mengamankan dana.
10.
Menghemat ruangan, alat-alat perlengkapan
dan bahan pembekalan lainnya.
11.
Menentukan staf daan memberi tugas.
12.
Mendidik dan melatih agar dapat
melaksanakan tugas dan mencapai hasil yang optimal.
Dalam menerapkan manajemen, kepala sekolah dituntut untuk dapat
melakukan aktivitas-aktivitas yaitu:
1.
Perencanaan,mencakup: target/sasaran NEM
(presentasi) yang akan dicapai oleh lulusan untuk setiap tahun berdasarkan
presentasi tahun sebelumnya, membuat kelas khusus untuk siswa unggul, membuat
rencana pengandaan sumber-sumber daya lain: ruangan kantor, ruang belajar,
buku-buku, alat pengajaran, disiplinpersonil, disiplin siswa.
2.
Pembiyayaan (budgetting) yaitu
optimalisasi pemanfaatan dan penambahan sumber dana rutin, SPP, BP3 dan
lain-lain.
3.
Rekrutmen ketenangan (personalia)
disesuaikan atas dasar keahlian bidang study yang terdapat dalam kurikulum,
berapa yang diperlukan, berapa yang harus ditatar bidang metodologi/tekhnologi,
bidang mata pelajaran untuk mengusahakan secara sungguh-sungguh pencapaian NEM
atau nilai tertinggi.
4.
Pengerakan sumber daya pegawai dengan
senantiasa menyesuaikan gaji sesuai masa kerja, prestasi dan keahlian, menambah
insentif untuk mendorong kinerja yang tinggi dari para pegawai.
5.
Memperlancar komunikasi internal dan
external, sesama guru dan pegawai dengan kepala madrasah, serta dengan orang
tua/BP, serta dengan masyarakat pendidikan. Sebab program unggulan hanya dapat
dilaksanakan dengan besarnya dukungan orang tua/BP, terhadap mutu pendidikan.
6.
Pengawasan yaitu kepala madrasah selaku
supervisor dan pengawas harus berfungsi efektif dalam pengendalian program
pengajaran dan perbaikan mutu dalam bidang lainnya sebab kelalaian dalam tugas ini
menjadi kendala pencapaian sasaran peningkatan mutu.
7.
Penilaian ini diarahkan kepada kinerja
guru-guru, pegawai, kepala madrasah dan penilaian terhadap prestasi siswa harus
berjalan efektif dan sesuai rencana.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Hadits-hadits Nabi Muhammad yang berkaitan dengan pendidikan antara lain
adalah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim sebagaimana telah
tercantum diatas.
Perencanaan merupakan tindakan awal yang
dilakukan dalam setiap organisasi perusahaan, bisnis, perbankan, pemerintahan
tak terkecuali lembaga pendidikan. Mondy and Premeaux (1995:138)
menjelaskan “planning is the process of determining in advance what should
be accomplished and how it should be realized”. Sebagai sebuah aktivitas
manajerial, perencanaan diartikan sebagai proses menentukan apa yang seharusnya
dicapai dan bagaimana tujuan itu harus diwujudkan atau direalisasikan.
Tujuan perencanaan pendidikan secara umum
adalah sebagai pedoman untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam dunia
pendidikan dan juga sebgai suatu alat ukur didala membandingkan antara hasil
yang dicapai dengan harapan.
Prinsip perencanaan pendidikan antara lain:
a.
Prinsip interdisipliner
b.
Prinsip fleksibel
c.
Prinsip efektifitas-efisiensi
d.
Prinsip progress of change
e.
Prinsip objektif, rasional dan sistematis
f.
Prinsip kooperatif-komprehensi.
B. SARAN
Semoga dengan tersusunnya makalah
ini dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan kita tentang Hadits Tentang
Perencanaan Pendidikan. Dengan
mengetahui Hadits Tentang Perencanaan Pendidikan kita akan menjadi manusia yang
mengenal, baik dalam pendidikan dan hal-hal yang lainnya dalam penyelesaian
masalah dengan pendidikan.
Dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan untuk itu saran dan kritik dari para
pembaca yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
penyusunan makalah di masa mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs. Syafaruddin, M.Pd.
Manajemen Lembaga Pendidikan Islam : CIPUTAT PRESS, 2005.
No comments:
Post a Comment